Kau Takkan Pernah Percaya
sungguh tak akan pernah
hari sore negaraku
diintip perut busung
kau pun tertawa
dengar ceritaku, negaraku
Lalat kotor penghuni luka
luka orang terinjak
yang memiliki kulit juga hati
akulah pembual, dimatamu
kau pun tertawa, lagi dan lagi
sambil dengar fiksiku bagimu
ya,, memang hanya bagimu
ini sebuah fiksi
fiksi dari negaraku
negara yang minum dari liur sendiri
liur yang dijilat kembali
bukan penjilat orang berkantong
itu berbeda lagi
itu lebih hina
itulah penyebab negaraku begini
menangis dan terus mengais
busuk penuh luka dan terinjak
kau tak lagi tertawa
tahu negaraku begini
kau pun menangis, apalagi aku
No comments:
Post a Comment