Hadiah kecilku sudah ada dalam genggaman. Ini ulang tahun pertamaku ketika kita jadian. Sebenarnya sudah banyak hadiah yang kau berikan kepadaku. Entah itu curhatan atau nyanyian kecilmu ketika kita bertelpon ria di malam jumat. Suaramu sangat merdu, kau memang suka menyanyi. Beruntunglah aku memiliki penyanyi yang akan mendendangkan lagu ketika aku tua nanti.
Tapi, ini hadiah dalam bentuk lain. Kau membingkisnya sedemikian rupa dalam kado berbentuk tabung. Ada bintang kertas di dalamnya. Tanganmu sungguh terampil menghias kado ulang tahun pertamaku. Ukurannya kira-kira 3 sampai 4 kali tabung kertas tissue gulung.
Aku masih belum berani membukanya. Ini hadiah pertama dan aku takut merusaknya, seorang spesial mengingat ulang tahunku. Aku tersenyum ada yang membingkis kado ulang tahunku sedemikian rupa. Aku betul-betul tak tega membukanya, kau membingkisnya terlalu indah. Ada pita warna-warni melilit di sekitar kado berbentuk tabung tersebut. Betul-betul tangan wanita yang membingkisnya, kataku dalam hati.
Kutarik ikatan pita 
pertama dibagian atas untuk membukanya. Ternyata banyak bintang kertas 
warna-warni di dalam. Bintang itu penghias hadiah ulang tahunku kali 
ini. Aku belum melihat hadiah utamanya, tapi tanganku sudah meraba 
sebuah kain. Ada baju ie-be warna hijau ternyata. Aku tersenyum, ini 
baju pertama yang diberikan wanita kepadaku. Wajarlah, kau pacar 
pertamaku. Pacar pertama yang bukan cinta monyet tentunya.
Kuberlari 
ke arah cermin kamar, langsung kucoba memakai hadiah baju darimu. 
Bajunya pas, aku suka dan entah bagaimana kau tahu ukuran bajuku. 
Mungkin pelukan kita yang beberapa kali cukup sebagai pengukur ukuran 
tubuh masing-masing. Sekali lagi aku menatap cermin, ternyata ada pria 
tampan disana. Kita beruntung, kita pasangan yang serasi, kau cantik dan
 aku tampan.
Aku kembali ke bingkisan yang kau berikan. Bintang kertas 
dan pita kini berserakan di kasurku. Semua aku masukkan kembali ke dalam
 kado tabung yang kau berikan. Aku tak ingin membuangnya, ini kado 
pertama dari pacar pertama. Tapi, ketika aku ingin memindahkan kado 
tabungku ke lemari, aku merasa masih ada yang berat dalam tabung ini. 
Kucoba untuk menggoyang tabungnya, benar masih ada sesuatu di dalam. 
Kutumpahkan semua isinya, bintang kertas dan pita kini berhamburan. 
Akhirnya, akupun terdiam. Ada hadiah yang lebih tak kusangka yang kau 
berikan, aku lupa membukanya dari awal. Ada sepucuk surat dan Al-Quran 
kecil disana.
semoga kita menjadi pasangan dunia-akhirat sayaangg...
-Sepucuk Surat-

10 comments:
Keren...
itu kejadian sebenarnya yah? :)
semoga langgeng..
eh lid ini lo seriusan nggak sih?
kok kayak cerita fiktif belaka ya hahaha
@Denanna : Haha saya single :D
@ziy : hahaha
Emang kenapa ziy ?
Keliatan fiktif darimana emang ?
Hahaha
dari mana ya?
dari kata2 lu kayaknya haha
berasa baca cerpen,.
:D
yang paling gue inget pas lagi PPM di SD(yg gue lupa namanya).
lu buka kemeja, trus dia nunjukin lu ke gue sambil bilang "Liat deh, itu kaos dari gue, dipake."
:D
@ziy : kata kata yg mana emang ? :p
Perasaan cuma di beberapa bagian yang ada sedikit tambahan :D
Tapi untuk rasa itu tulus :)
@Nada : haha
Gue ingat bagian itu, tapi awalnya gak ada rencana sih buat nunjukin ke dia..
Gue copot kemeja pengen kabur ke cerbon hahaha
naah maksud gue tuh kayak nada, kayak baca cerpen haha
wuidiih mantap lah kalo tulus mah, keren keren :D
Wahaha so sweet :D
Eh tapi ini fiktif ya? :p
salam kenal :D
salam super sahabat,
tetap semangat dan sukses selalu ya
ditunggu kunjungan baliknya :)
Post a Comment