Sunday, October 9, 2011

Hadiah Dunia-Akhirat


Hadiah kecilku sudah ada dalam genggaman. Ini ulang tahun pertamaku ketika kita jadian. Sebenarnya sudah banyak hadiah yang kau berikan kepadaku. Entah itu curhatan atau nyanyian kecilmu ketika kita bertelpon ria di malam jumat. Suaramu sangat merdu, kau memang suka menyanyi. Beruntunglah aku memiliki penyanyi yang akan mendendangkan lagu ketika aku tua nanti.

Tapi, ini hadiah dalam bentuk lain. Kau membingkisnya sedemikian rupa dalam kado berbentuk tabung. Ada bintang kertas di dalamnya. Tanganmu sungguh terampil menghias kado ulang tahun pertamaku. Ukurannya kira-kira 3 sampai 4 kali tabung kertas tissue gulung.

Aku masih belum berani membukanya. Ini hadiah pertama dan aku takut merusaknya, seorang spesial mengingat ulang tahunku. Aku tersenyum ada yang membingkis kado ulang tahunku sedemikian rupa. Aku betul-betul tak tega membukanya, kau membingkisnya terlalu indah. Ada pita warna-warni melilit di sekitar kado berbentuk tabung tersebut. Betul-betul tangan wanita yang membingkisnya, kataku dalam hati.
Kutarik ikatan pita pertama dibagian atas untuk membukanya. Ternyata banyak bintang kertas warna-warni di dalam. Bintang itu penghias hadiah ulang tahunku kali ini. Aku belum melihat hadiah utamanya, tapi tanganku sudah meraba sebuah kain. Ada baju ie-be warna hijau ternyata. Aku tersenyum, ini baju pertama yang diberikan wanita kepadaku. Wajarlah, kau pacar pertamaku. Pacar pertama yang bukan cinta monyet tentunya.
Kuberlari ke arah cermin kamar, langsung kucoba memakai hadiah baju darimu. Bajunya pas, aku suka dan entah bagaimana kau tahu ukuran bajuku. Mungkin pelukan kita yang beberapa kali cukup sebagai pengukur ukuran tubuh masing-masing. Sekali lagi aku menatap cermin, ternyata ada pria tampan disana. Kita beruntung, kita pasangan yang serasi, kau cantik dan aku tampan.
Aku kembali ke bingkisan yang kau berikan. Bintang kertas dan pita kini berserakan di kasurku. Semua aku masukkan kembali ke dalam kado tabung yang kau berikan. Aku tak ingin membuangnya, ini kado pertama dari pacar pertama. Tapi, ketika aku ingin memindahkan kado tabungku ke lemari, aku merasa masih ada yang berat dalam tabung ini. Kucoba untuk menggoyang tabungnya, benar masih ada sesuatu di dalam. Kutumpahkan semua isinya, bintang kertas dan pita kini berhamburan. Akhirnya, akupun terdiam. Ada hadiah yang lebih tak kusangka yang kau berikan, aku lupa membukanya dari awal. Ada sepucuk surat dan Al-Quran kecil disana.
semoga kita menjadi pasangan dunia-akhirat sayaangg...
-Sepucuk Surat-


10 comments:

RaradeNanna said...

Keren...
itu kejadian sebenarnya yah? :)
semoga langgeng..

ahazrina said...

eh lid ini lo seriusan nggak sih?
kok kayak cerita fiktif belaka ya hahaha

pujangga jalanan said...

@Denanna : Haha saya single :D

@ziy : hahaha
Emang kenapa ziy ?
Keliatan fiktif darimana emang ?
Hahaha

ahazrina said...

dari mana ya?
dari kata2 lu kayaknya haha

Runa Aviena said...

berasa baca cerpen,.
:D

yang paling gue inget pas lagi PPM di SD(yg gue lupa namanya).
lu buka kemeja, trus dia nunjukin lu ke gue sambil bilang "Liat deh, itu kaos dari gue, dipake."
:D

pujangga jalanan said...

@ziy : kata kata yg mana emang ? :p
Perasaan cuma di beberapa bagian yang ada sedikit tambahan :D
Tapi untuk rasa itu tulus :)

@Nada : haha
Gue ingat bagian itu, tapi awalnya gak ada rencana sih buat nunjukin ke dia..
Gue copot kemeja pengen kabur ke cerbon hahaha

ahazrina said...

naah maksud gue tuh kayak nada, kayak baca cerpen haha

wuidiih mantap lah kalo tulus mah, keren keren :D

iam said...

Wahaha so sweet :D
Eh tapi ini fiktif ya? :p

MUHAIMIN A UNTUNG said...

salam kenal :D

Outbound di Malang said...

salam super sahabat,
tetap semangat dan sukses selalu ya
ditunggu kunjungan baliknya :)