Tuesday, October 4, 2011

Diary basah dan Tissue

Ini tentang kisah diary yang basah, kisah kenangan yang ingin direndam air.
Ini tentang kisah tissue yang tak kunjung dipakai, kisah kenangan yang ingin di abadikan.
Ini kisah 2 gadis dengan cara mereka mengenangku.


#22

Tengah malam waktu itu, beberapa menit menuju malam. Kaki gunung ciremai sudah dingin, kini gelap benar-benar pekat. Kita masih dalam pesantren, tentu kau di kasurmu dan aku di kasurku. Kita belum halal untuk itu.

Malam ini sebuah keputusan membuat hubungan kita harus dirahasiakan. Aku sadar ini demi kepentingan hubungan kita dan kepentingan lain ala anak seumuran SMA. Keputusan angkatan yang membuat semua ikhwan dan akhwat tidak boleh berhubungan lebih walau hanya untuk 'say hi'.

Aku yang sudah menjalin hubungan denganmu, tentu harus patuh juga dengan aturan ini. Namun, aku tak mungkin meninggalkanmu hanya karena urusan seperti ini. Cerita kita hampir genap setahun, sudah banyak cerita antara kita. Dan aku tak ingin menghilangkannya.
Aku mengambil posisi paling sudut di kamar, dibawah ranjang temanku tepatnya, aku menelponmu.

"halo,..", sapaku singkat, suaraku mulai bergetar sebelum menyebut namamu.
"iyaa ?.. Aku udah tau kok kamu mau bilang apa..", isakmu mulai terdengar.
"maaf...", kataku singkat, aku sudah tak bisa melanjutkan apa-apa untuk berbicara denganmu. Kini kau menangis. Kau mulai berbicara tentang ini kepadaku.
"semua barang dari kamu di lemari aku harus aku pindahin. Aku gak mau kamu dikucilin ama teman kamu gara-gara aku. Tapi gimana diary aku ? Ada cerita tentang kamu, apa-apa kalo aku kangen pasti nulis tentang kamu di diary aku...", tangismu mulai pecah kembali. Aku tau benar suaramu semakin bergetar.
Sebelumnya, temanmu bercerita kalau ada nama aku di diary kamu. Tapi, mendengar langsung dari kamu sungguh ada yg berbeda. Aku mulai meringkuk disudut kamar, kaki gunung ciremai semakin dingin. Aku masih menunggu ceritamu, HP masih tertempel di telingaku dan kau masih terisak.

"lid, diarynya aku rendam air aja yah, Aku gak tega ngebuang. seenggaknya pas tulisannya udah ilang karena luntur, aku tau di diary ini pernah ada nama kita..."


#08

Makassar, saat sekarang..

"maaf aku harus ninggalin kamu, aku kasian kalo kamu sayang ama orang kayak aku..", kataku dengan nada penuh penyesalan.
Aku tahu banyak janjiku tak ingin tinggalkanmu. Jatinangor in CLBK adalah kisah kita yang lain, kisah dimana terselip janjiku di dalam sana. Kini aku di Makassar, tanah daeng.

***
Jatinangor, berminggu-minggu yang lalu..

"lid, sebelum jalan kita beli tissue dulu yah. Tissue aku gak ada", katamu sambil meraih tanganku menuju indomaret. Aku mengangguk dan tersenyum melihatmu. Yaa kamu cantik, selalu seperti itu saat kutatap.
Wanita memang suka membeli tissue, fikirku sambil membayar tissue itu ke kasir. sekarang tissuenya sudah berada dalam tas kulitmu. Kini, kita sedang menunggu bis ke kota bandung.

***
Makassar, saat sekarang..
kini kamu menangis, entah ini kebrengsekan keberapa yang kulakukan. Dan ini paling fatal, aku membuatmu menangis.
"sekarang terserah kamu mau ninggalin aku atau enggak, aku gak bisa maksain sayang kamu ke aku..", katamu terus terisak.
"..makasih udah bikin aku senyum walau sesaat, ini bener-bener ngebuat aku senang. Dan tissue yang kita beli di indomaret, sampe sekarang belum aku pake, cuma itu pemberian kamu yang bisa aku simpen..", hening.
Aku terdiam, tissue itu sudah berminggu-minggu yang lalu. Dan kau tak memakainya.


7 comments:

ann_aisyah said...

Dangkal lid ! Sedangkal samudera pasifik (y)

Ujang Arnas said...

Ajibb dah...
kirain basah kenapa gitu~
akwkakwakwa

pujangga jalanan said...

@ana : waduh gak ngerti saya haha :))

@uchank : waduh kk mau basah yg mana nih ?
Ahahahaha

Meutia said...

kayaknya tu tissue bersejarah sekale...disimpan baik2 yah

pujangga jalanan said...

@meutia : semoga yang punya tissuenya baca komennya hahaha

martesj said...

begitulah...wanita....(sampe susah jelasinnya..wkwkwkwk)

salam mampir yah! :D

pujangga jalanan said...

@martesj saya juga susah ngerti ahaha
Salam blog kk :D