Friday, September 30, 2011

ada yang basah di pipiku..

Kereta yang kita tumpangi jauh, kuningan-jakarta itu berjarak. Subuh yang kita lewati, menyisir jalan menunggu tumpangan ke stasiun. bukan stasiun balapan yang penuh kisah rindu, hanya stasiun cirebon.
Tapi, kita memulai semua dari sini. Jika kuharus sebutkan, tentu dari pangkalan ojek kugenggam
tanganmu. Kuningan dini hari itu dingin, aku tak berjaket. Genggaman tanganmu cukuplah kehangatan untukku. Kuburan samping mie tek tek manis kidul membuat genggamanmu lebih kencang, kau sedikit mendekapku. Aku bukan pahlawan kesiangan, dekapan kecilmu temani langkah kita menyisir manis kidul dini hari. Mencari tumpangan.
Setengah jam berlalu, entah tumpangan apa yg kita tunggu. Aku tak merasakan waktu bergerak, hanya bibir mungil dan pipi tembemmu yg kutatap. Kau bercuap sedikit menggigil, maaf aku hanya mengusap tanganmu. Tangan pertama yg kugandeng, dan kugenggam sampai sekarang kenangannya. Yaa tanganmu masih terasa di telapak tanganku, bulu halus wanitamu menggelitikku saat itu. Tapi aku tetaplah pendengar cuapan kecilmu yang sedikit kutimpali.
Elp, sebutan mini bus yang kita tumpangi datang. Bukan kereta kencana malam hari sang dewi malam yang suci, hanya mini bus untuk sepasang kekasih dan juga penumpang dini hari. Aku menggenggam tanganmu dalam jaket yg kau bawa. Aku tak ingin penumpang lain cemburu melihat kugenggam tanganmu, tangan seorang dewi malam yg suci dalam elp.
Stasiun menanti kita, hanya kubayar harga bisnis untuk kita, itupun kita patungan. Maaf aku belum mampu sediakan eksekutif (saat itu) untukmu. Karcis Cirebon-Jakarta kita kugenggam, tanpa kulepas genggamanku pada tangan kecilmu. Aku menuntunmu, menuntun langkah kecil kita menuju kursi kereta bisnis tumpangan kita selanjutnya.
Kereta tak kunjung tinggal landas, aku serasa berada dalam kereta yang siap terbang kemana saja jika bersamamu. Kini tak hanya kau yang bercuap, akupun ikut berucap. Tak tahan aku menahan sesuatu yg kusimpan, ragaku tak kuat simpan pesonamu. Aku memujimu, kau cantik dan adalah gadis manisku. Itu ucapan kecilku.
Lokomotif memulai pemanasannya, ini baru pukul 06.00 pagi. Kereta Jakarta kita siap berangkat. Aku serasa tak peduli, ada sesuatu hal lebih yg harus kuperhatikan. Genggaman yang takut aku melepasnya.
Gerbong yg kita tumpangi hanya bermodal kipas angin untuk semilit angin yg harus dibagi dengan penumpang lainnya. Tapi, cukuplah genggaman tangan kita yang belum lepas ini menjadi penyejuk.
Kereta berjalan, jauh dan terus menjauh dari cirebon. Kota tetangga dari kota dimana aku mengenalmu. Kota dimana aku melirik cinta pertamaku. Kuningan sudah jauh di pelupuk mata sejak dini hari tadi ketika kita kedinginan. Sekarang, kita menuju kota kelahiranmu. Menuju ibu kota yg ada ibu kita (ibu mu yang kupanggil juga dengan sebutan ibu).
Kita sudah setengah jalan, indramayu dan entah kota apa lagi yg kita lewati. Aku tak tahu, yang aku tahu aku sedang membaca diarimu. Yaa kau mengizinkanku, ada namaku kau tulis di dalamnya. Aku berkecamuk, ada sesuatu yang berkecamuk di dalam sini. Tersipu kah wajahku ? Hanya kau yang melihatnya. Dan hanya kita yang tahu kalau tanganku sudah tak menggenggam tangan kecilmu. Yaa aku kini mendekapmu, membuatmu bersandar di bahuku.
Aku mulai sesak, entah gempa jenis apa dalam kereta jakarta kita. Gempa yang mampu menggetarkan hatiku, aku tahu ada sesuatu yang basah. Ada sesuatu di pipiku, sesuatu yang tak ingin kuhapus.

7 comments:

biieearmal said...

an Elp romance :)

cukup mengharukan.
trhanyutku dalam tulisanmu, hingga seketika rasa rindu melanda trhadap yang jauh di sana :D

bahasanya lumayan lid :D keren !

pujangga jalanan said...

Perjalanan panjang loh ini hahahaha
Asik ee yang ldr hahaha

Hobi sejak lamami ini menulis :D

Runa Aviena said...

baca ini jadi berasa lagi nonton,
pemaparannya jelas banget..
^^d

pujangga jalanan said...

@Runn : itupun ini masi ada yang ditutupin :))
Ahaha makasih nad :D

upaay said...

Deeeh terharuku, you're once of my inspiration romantic writer :)

pujangga jalanan said...

@upaay : Dan kau inspirasiku upaaay :)
(sengaja panggil itu, biar gak ada yang tahu siapa kamu sebenarnya) hahaha
Follow deh kalo gitu :)
Semoga terus menginspirasi, makasih :)

melukis kata said...

baca yg ini, inget kalo si doi pernah bercerita tntng lu bro.. :D
-sory bru leave comment ye