Friday, October 7, 2011

Maaf, semoga besok bisa

-Pagi, hari ini-

"Assalamualaikum.. Aku berangkat..", kupanaskan motorku, aku sudah siap untuk berangkat ke kampus. Tangan ummi, aba, nenek, kakek dan uwaku sudah kucium sebelum berangkat tadi sebagai tanda pamit. Yaa rumahku sedang ramai tak seperti biasa, uwa ku yang sedang kena kanker sedang di rawat di rumah.

Saat pamit tadi, uwa berpesan.
"nak, nanti baca al-quran yah pas sudah pulang kuliah", pintanya dengan mata yang sudah sangat sayu karena sakit. Sebenarnya cara berbicara uwa sudah tidak jelas karena lidahnya terlipat. Aku juga tahu beberapa bagian tubuhnya sudah mulai lumpuh karena sakit, berjalanpun dengan alat bantu. Setelah kucium pipinya aku mengangguk.
"iya nanti kalau pulang cepat", kataku sambil berlalu mengambil tas.

***

-Siang, hari ini-

My Mom, 10.23 a.m.
Nak, pulang jam berapa ?
Kalau pulang cepat, nanti mampir beli obat buat uwa lela yah..


kuhela nafas panjang, bayangan rapat dan tugas melintas. Kuketik pesan singkat.

To: My Mom, 02.15 p.m.
Gak bisa, pulang telat..


***

-Sore, hari ini-

My Mom, 04.25 p.m.
Nak, ingat nanti malam baca al-quran buat uwa lela..


Kubaca pesan singkatku, lalu kumatikan hape. Sore ini sudah mulai suntuk. Tapi, rapat belum juga selesai.

***

-Malam, hari ini-

Sudah nyaris 11 malam, aku baru saja tiba di depan pintu rumah. Badan sudah lengket karena keringat, hari yang melelahkan. Aku duduk sebentar di teras depan rumah sebelum masuk melepas sedikit lelah. Kunyalakan hapeku, ada 2 pesan belum terbaca. Kuurungkan niatku untuk membacanya. Nanti sajalah kataku dalam hati.
Aku membuka pintu dan langsung menuju kamar. Kulalui kamar uwa ku.
"khalid...", ada suara sayu yang memanggilku. Aku tahu itu suaranya, suara yang kini melemah. Aku masuk ke kamarnya masih dengan pakaian yang kupakai ke kampus tadi, kaus kaki pun belum kulepas.
"jadi mengaji buat uwa ?..", ternyata dia masih terbangun untuk menunggu kepulanganku. Wajahnya terlihat sangat berharap kepadaku.
"aku capek uwa, maaf..", kataku dengan nada yang tidak tega. Aku benar-benar tak tahu diri karena menolaknya, tapi aku benar-benar lelah.
"yasudah, cium uwa yaah sebelum tidur..", Akupun mencium pipi kiri dan kanannya sambil mengusap rambut uwa ku tersebut. Uwa, aku benar-benar minta maaf, semoga besok bisa.

***

-Jum'at siang beberapa bulan berikutnya-

My Sister, 01.15 p.m.
Innalillah wa innailaihi rajiun..
Uwa lela meninggal..


Itu pesan terakhir tentangnya dan ada tetesan bening mengalir dari mataku.

No comments: